Skip to main content

Bukan Mencari Medali



Einstein adalah seorang ilmuan besar, mungkin salah satu yang terbesar sepanjang masa. Sudah sering ia mendapatkan penghargaan karena berbgai makalah dan karya ilmiahnya. Namun, ia terkenal tak acuh terhadap penghargaannya tersebut. Jika tidak diingatkan berapa kali oleh istrinya, Einstein mungkin sudah lupa mengambil dua buah medali yang dianugrahkan oleh British Royal Society dan Royal Astronomical Society di kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Setelah mengambilnya pun, Einstein merasa tak ada yang istimewa.

Hal yang disukainya adalah pergi menonton film bersama istrinya di bioskop. Suatu kali, setelah menikmati sebuah film, dalam perjalanan pulang istrinya bertanya seperti apa bentuk medalinya. Namun, Einstein menjawab tak tahu karena belum membukanya sama sekali. 

Suatu hari, Einstein membaca surat kabar dan melihat artikel mengenai Niels Bohr yang mendapatkan medali American Banard Medal. Di artikel itu juga mencantumkan namanya sebagai penerima medali sebelumnya. Penghargaan itu hanya diberikan secara rutin sekali dalam empat tahun kepada ilmuan dunia pilihan. Setelah membaca arrtikel tersebut, Einstein menunujukkannya pada sang istri dan menanyakan apakah itu benar karena ia tidak ingat sama sekali pernah menerimanya. 

Itulah Einstein. Sosok yang tak mengenal tanda penghargaan. Pada saat menghadiri sebuah acara di Prussian Academy, seorang tokoh penting bernama Walter Nernst menghampiri Einstein. Ia tertarik dengan pakaian Einstein yang tidak menempelkan medali Pour le Merit. 

" Apakah istri anda lupa memasangkannya di baju anda ? " kata Walter. 

" Tidak, dia ingat. Aku saja yang tidak mau memakainya. "jawab Einstein. 

Begitulah Einstein, dia senang pekerjaanya dihargai, tapi bukan itu tujuan akhir hidupnya. Ia bekerja bukan untuk mendapatkan medali atau piala. Dia bekerja untuk memecahkan masalah yang ia temukan dalam keilmuannya. 

" Tidak semua hal yang penting dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung itu penting ." 

Baca juga : Kisah Inspiratif Sandal Kulit Sang Raja

Comments

Popular posts from this blog

Unta Masuk Lubang Jarum

Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al A'raaf ayat 40 yang artinya : " Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan dan sombong kepada ayat-ayat Kami, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta bisa masuk lubang jarum, dan begitulah balasan untuk orang yang terkutuk ". Kitab tafsir menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung ajaran keimanan dan akhlaq. Orang kafir dan sombong tidak mungkin masuk surga, sebagaimana mustahilnya unta masuk lubang jarum. Tetapi benarkah itu mustahil ? Karl Scharschild, pakar astrofisika menyatakan bahwa black hole ( lubang hitam ) merupakan suatu objek aneh di ruang angkasa yang dibungkus oleh sesuatu yang disebut event-horizon. Apapun yang masuk melintasi batas itu akan meluncur ke dalam, tidak akan bisa kembali. Menurut Timothy Ferrys, semakin mendekati dasarr  lubang, gravitasi akan semakin kuat menyedot, dahsyatnya bisa diumpamakan apabila kaki yang masuk duluan, kepala k...

Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia

Agama dan ilmu dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan ( ritual ), cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan objektif. Kendati agama dan ilmu berbeda, keduanya memiliki persamaannya, yakni bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia. Agama adalah pedoman manusia untuk hidup di dunia dengan baik dan benar, agar hidup manusia tertib dan punya tujuan, itulah fungsi agama sebagai dasar manusia bertingkah laku, karena di dalam agama terdapat banyak sekali ilmu, jadi antara agama dan ilmu tidak bisa dipisahkan, karena kita memahami agama dengan ilmu, dan ilmu ada karena agama. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan setelah mati, sedangkan ilmu memberi ketetenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia. Agama mendorong umatny...

Maglev di Madinah

Zaman dahulu, manusia menganggap langit seperti atap rumah. Sedangkan atap rumah harus memiliki tiang supaya tidak ambruk. Kitab tafsir klasik membahas bahwa keajaiban ciptaan Allah adalah langit tidak jatuh padahal tidak ditopang oleh tiang. Sekarang kita tahu bahwa langit itu bukan atap dan gaya gravitasi antara benda-benda langitlah yagn saling bekerja mempengaruhi jarak dan alur pergerakan antara mereka. Intinya adalah Al Quran memberi isyarat tentang tiang yang tidak terlihat. Tiang yang tidak tampak itu berfungsi menahan atau menyalurkan gaya. " Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap. " ( Q.S Faathir :41 ) Majalah Mawaddah terbitan Garuda Indonesia edisi November 2004 memuat artikel mengenai keanehan suatu daerah di Madinah yang dikenal dengan nama Mantheqa Baida . Letaknya dibalik gunung uhud tempat terjadinya perang sengit antara pasukan Rasulullah Saw dengan kaum kafir Quraisyi, kira-kira setengah jam peerjalanan dari Masjid Nabawi. ...