Skip to main content

Unta Masuk Lubang Jarum



Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al A'raaf ayat 40 yang artinya : " Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan dan sombong kepada ayat-ayat Kami, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta bisa masuk lubang jarum, dan begitulah balasan untuk orang yang terkutuk ".

Kitab tafsir menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung ajaran keimanan dan akhlaq. Orang kafir dan sombong tidak mungkin masuk surga, sebagaimana mustahilnya unta masuk lubang jarum. Tetapi benarkah itu mustahil ?

Karl Scharschild, pakar astrofisika menyatakan bahwa black hole ( lubang hitam ) merupakan suatu objek aneh di ruang angkasa yang dibungkus oleh sesuatu yang disebut event-horizon. Apapun yang masuk melintasi batas itu akan meluncur ke dalam, tidak akan bisa kembali. Menurut Timothy Ferrys, semakin mendekati dasarr  lubang, gravitasi akan semakin kuat menyedot, dahsyatnya bisa diumpamakan apabila kaki yang masuk duluan, kepala ketinggalan. Maka seekor unta yang masuk kesana akan terulur menjadi sebesar benang sehingga bisa masuk ke lubang jarum. Penggambaran yang dikemukakan Timothyi persis seperti dalam surah Al A'raaf diatas. Allahu Akbar.

Walhasil, unta tidak mustahil masuk lubang jarum. Dalam kitab tafsir At-Thabari disebutkan bahwa Ibnu Abbas membaca Al jamalu yang berarti unta, dengan al-jummalu yang berarti tali tambang pengikat kapal. Nah, tambang lebih tipis dari ukuran unta, lebih tidak mustahil masuk lubang jarum di black hole. Para ahli menyebut Black Hole sebagai gerbang, tempat masuk. Persis istilah Al Quran dalam ayat diatas, abwabus samaa'i, pintu gerbang langit. Didasar lubang hitam, ruang dan waktu terhenti menjadi singularitas, persis sebagaimana pernyataan surah Yaasin ( 36 ) ayat 64 yang menyatakan : " Bila kami kehendaki tentu akan kami jadikan mereka tetap terpaku ditemaptnya, tidak bisa maju tidak bisa mundur. "

Black Hole adalah bintang yang setelah proses thermonuklir -nya padam, runtuh kedalam karena kekuatan gravitasinya sendiri. Sehingga, cahaya pun tersedot, tidak bisa memancar keluar, akhirnya menjadi gelap dan hitam. Menurut Martin Rees, dalam Our Cosmic Habitat, ruang angkasa dilubangi oleh terbentuknya Black Hole.

Kata Tsaqib dalam bahasa Arab artinya membuat lubang kecil seperti denagan jarum atau paku. Jadi, rupanya Allah SWT mengungkapkan rahasia-rahasia cipataan-Nya dalam Al Quran dengan cara menarik rasa penasaran kita terhadap kalimat-kalimat tertentu.Bila kita pasif sja, tentu tak akan menemukan hikmah lebih dalam. Islam akan bisa maju bersaing di dunia bila para ilmuan muslimsenantiasa kritis menggali ungkapan-ungkapan tersembunyi dalam ayat-ayat Al Quran.

Fenomena unta masuk lubang jarum, yang dahulu ditafsirkan mustahil, sekarang harus diralat sebagai sesuatu yang mungkin saja terjadi. Tetapi bagaimana kaitannya dengan mustahilnya orang kafir masuk surga ? Dalam surah Al Bayyinah ayat 6-8 Allah SWT berfirman, " Sesungguhnya orang-orang kafir ahli kitab dan orang-orang musyrik akan masuk neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, merekalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh, merekalah sebaik-baik makhluk, balasan mereka di sisi Tuhan ialah surga 'adn yang mengalir sungai di bawahnya, mereka kekal abadi di dalamnya."

Allah membedakan sifat kekal di neraka dan sifat kekal abadi di surga. Artinya, tidak mustahil setelah jutaan tahun direbus di neraka, seorangt kafir akhirnya dibebaskan dengan izin Allah. Unta tidak mustahil masuk lubang jarum, tetapi dengan penderitaan berat tersedot panjang di Black Hole. Orang kafir juga barangkali tidak mustahil akhirnya masuk surga dengan kemahakuasaan Allah, tetapi dengan sukar sekali, setelah penderitaan mahapanjang siksa neraka. Bukankah ada hadits mengenai manusia paling akhir yang keluar dari neraka dan di masukkan ke surga? Juga hadits lain yang mengisahkan seorang anak shaleh yang enggan masuk surga karena ayah ibunya ada di neraka, akhirnya Allah membebaskan kedua orang tuanya sebagai balasan kesalehan anaknya ? Al Quran tetap konsisten, baik ditafsirkan dari ilmiah maupun secara riwayat. Wallahu a'lam.


Comments

Popular posts from this blog

Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia

Agama dan ilmu dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan ( ritual ), cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan objektif. Kendati agama dan ilmu berbeda, keduanya memiliki persamaannya, yakni bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia. Agama adalah pedoman manusia untuk hidup di dunia dengan baik dan benar, agar hidup manusia tertib dan punya tujuan, itulah fungsi agama sebagai dasar manusia bertingkah laku, karena di dalam agama terdapat banyak sekali ilmu, jadi antara agama dan ilmu tidak bisa dipisahkan, karena kita memahami agama dengan ilmu, dan ilmu ada karena agama. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan setelah mati, sedangkan ilmu memberi ketetenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia. Agama mendorong umatny...

Maglev di Madinah

Zaman dahulu, manusia menganggap langit seperti atap rumah. Sedangkan atap rumah harus memiliki tiang supaya tidak ambruk. Kitab tafsir klasik membahas bahwa keajaiban ciptaan Allah adalah langit tidak jatuh padahal tidak ditopang oleh tiang. Sekarang kita tahu bahwa langit itu bukan atap dan gaya gravitasi antara benda-benda langitlah yagn saling bekerja mempengaruhi jarak dan alur pergerakan antara mereka. Intinya adalah Al Quran memberi isyarat tentang tiang yang tidak terlihat. Tiang yang tidak tampak itu berfungsi menahan atau menyalurkan gaya. " Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap. " ( Q.S Faathir :41 ) Majalah Mawaddah terbitan Garuda Indonesia edisi November 2004 memuat artikel mengenai keanehan suatu daerah di Madinah yang dikenal dengan nama Mantheqa Baida . Letaknya dibalik gunung uhud tempat terjadinya perang sengit antara pasukan Rasulullah Saw dengan kaum kafir Quraisyi, kira-kira setengah jam peerjalanan dari Masjid Nabawi. ...