Bagaimana Sylvester 'Sly' Stallon Menjaga Ambisi
Keep your eyes on the stars, and your feet on the ground - Theodore Roosevelt
Keep your eyes on the stars, and your feet on the ground - Theodore Roosevelt
Seberapa besar dampak sebuah ambisi pada kesuksesan? Apa yang dialami dan dilakukan Sylvester Stallon bisa dijadikan pelajaran.
Ketika dilahirkan, karena kesalahan dalam proses persalinan, wajah Sly menjadi tidak simetris. Sly pun diolok-olok semasa sekolah. Kesal menjadi korban perundungan, Sly mengikuti program kebugaran dan melatih otot-ototnya. Saat itulah dia mulai berfikir untuk menekuni dunia akting. Dia memulai kiprahnya dengan bermain di film semi erotis.
Di tahun 1974, dengan istri yang hamil dan membawa seekor anjing, karir Sly di dunia film mandek, namun dia tetap punya mimpi bahwa suatu saat dia akan menjadi seorang bintang besar. Dia punya ambisi untuk sukses dengan menjadi bintang film.
Karena tak punya uang, Sly terpaksa menjual perhiasan milik istrinya. Ia juga menjual anjing kesayangannya seharga $25.
Suatu ketika Sly menyaksikan pertandingan tinju di TV antara Muhammad Ali melawan Chuck Wepner. Pertandingan seru itu memunculkan ide di benaknya.
Selama 20 jam berikutnya Sly duduk dan menulis naskah film tentang perjuangan seorang petinju, yang diberi judul Rocky. Naskah itu kemudian diajukannya ke sejumlah studio. Kepada studio yang dijajaki, Sly menawarkan satu paket : naskah dan dirinya sebagai aktor utama.
Setelah mengalami banyak penolakan ( menurut perkataan Sly, dia ditolak sebanyak 1500 kali, namun mungkin dia sedikit bercanda ), akhirnya ada studio yang bersedia membayar naskahnya sebesar $125.000.
Uang sebesar itu seharusnya cukup untuk menghidupi keluarga, apalagi istrinya sedang hamil, namun Spy menolak. Dia berambisi untuk menjadi bintang, dan untuk menjadi bintang, dia harus menjadi pemeran utama di film itu. Dia harus memerankan Rocky.
Saat itu, usulan Sly agar menjadi bintang utama tergolong tidak biasa, bertubuh kekar dengan wajah tidak simetris dan cara berbicara yang aneh, Sly bukan sosok yang ideal untuk menjadi bintang. Tak heran usulan Sly ditolak.
Beberapa pekan kemudian studio yang sama menawar naskahnya sebesar $250.000, namun tanpa dia Sly menolak. Studio menaikkan tawaran untuk naskah menjadi $350.000 minus Sly. Tawaran itu kembali ditolak. Sly tetap berusaha meyakinkan pihak studio bahwa dia merupaka figur yang tepat untuk bermain di film itu. Padahal, saat itu pihak studio sudah menyiapkan sejumlah nama untuk berperan sebagai Rocky, antara lain aktor Robert Redford dan Burt Reynolds.
Saat itu, rata-rata orang disekitarnya mendesak agar Sly menerima tawaran studio dan menjual naskahnya. Dia disebut bodoh jika menolak tawaran seperti itu. Namun Sly bergeming. Karena pihak studio benar-benar menyukai naskahnya, akhirnya terjadi kesepakatan studio membeli naskahnya seharga $35.000 dengan Sly sebegai pemeran utama.
Film Rocky dibuat dengan biaya $1 juta, dan menghasilkan keuntungan sebesar $200 juta. Film Rocky berjaya di akademi award dan mendapat piala oscar untuk kategori best picture, best directing, and best film editing.
Film Rocky kemudian dibuat lanjutannya hingga Rocky V, termasuk spin-off nya, Creed yang beredar tahun 2015. Stallon menjadi aktor papan atas seperti apa yang diimpikannya. Selain Rocky, dia terkenal dengan peran fenomenal sebagai rambo. Di usia senja Stallon tetap eksis dengan antara lain terlibat dalam Franchise The Expendables yang juga laris.
Dan apa yang dilakukannya pada uang $35.000? Dia kembali ke toko hewan tempat ia dimana menjual anjingnya, kemudian Sly membeli kembali anjingnya seharga $15.000.
Menjaga ambisi
Sly mengajarkan kita untuk tidak membiarkan harapan melayang. Untuk tidak pernah berhenti bermimpi. Untuk tetap menjaga ambisi.
Ambisi merupakan energi yang membuat Sly tetap fokus pada visinya. Ambisi merupakan motor yang menggerakkan seluruh upayanya untuk menggapai kesuksesan.
Sly tahu apa yang diinginkan dan dia berpegang teguh pada keingina itu sampai terwujud. Sly tidak sendiri, semua orang yang sukses di dunia ini memiliki ambisi yang tinggi yang memberi arah pada jalan dan visi yang sedang ditempuh sampai harus tercapai.
Ambisi jangan dicampuradukkan dengan keserakahan, ambisi bukan keserakahan, ambisi memberi cetak biru pada kesuksesan. Tanpa ambisi anda tak akan punya motivasi untuk melakoni perjalanan yang menghantarkan menuju kesuksesan.
Sama seperti Sylvester Stallon yang berambisi menjadi bintang film terkenal, dan akhirnya berhasil mewujudkan impiannya itu, begitu juga dengan kita. Kita ingin berhasil? Kita ingin sukses? Berambisilah dan wujudkan ambisi itu.
Baca juga :
Comments
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar, silahkan baca untuk lebih jelasnya silahkan tanyakan