Skip to main content

Bicara dengan Pohon

 
 Untuk penjelasan judul ini, ada ayat yang relevansi yaitu surah Al Israa ayat 44 yang artinya sebagai berikut : " Bertasbih kepada-Nya tujuh lngit dan bumi dan siapa yang ada disana dan tidak ada sesuatu pun yang tidak bertasbih memuji-Nya, namun kamu tidak paham tasbih mereka, sesungguhnya Dia Mahalembut dan Maha Pengampun ".

Haikal, alumnus teknik planologi Unisba, mengaku bahwa dia bisa bercakap-cakap dengan pohon. Suatu hal yang tidak masuk akal bagi aggapan umum. Tetapi dia tidak sendirian, komunitas orang-orang yang memilki kemampuan di luar normal semacam itu jumlahnya banyak di dunia. Ternyata, islam pun tidak menolak fenomena seperti itu.


Dalam Shahih bukhari kitab Al Manaqib tertulis sejarah sebuah tiang yang diberi nama 'istiwanah al mukhallaqah di masjid Nabawi, Madinah. Ubay bin Ka'ab r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw selau shalat di dekat tiang masjid yang terbuat dari tunggul batang kurma dan bersandar pada batang itu waktu berkhutbah.  Kemudian seorang sahabat membuatkan mimbar dengan tiga anak tangga supaya Rasulullah Saw bisa tampak dari barisan belakang. Ketika beliau mulai memakai mimbar yang baru,terdengar oleh para jemaah suara jeritan batang kurma yang ditinggal, sedih karena tidak disentuh lagi oleh tangan beliau yang mulia. Menurut Jabir r.a, rintihannya seperti suara unta hamil 10 bulan. Mendengar suara itu, Rasulullah Saw turun lagi dari mimbar, mengusap batang kurma itu, dan membujuknya sampai tenang dan berhenti menangis. Hasan al-Bashri dalam Fathul baari berkomentar : " Batang kurma saja merintih rindu agar Rasulullah Saw kembali padanya, manusia seharusnya lebih rindu lagi bertemu beliau ".


Diwaktu yang lain, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw memanggil sebuah pohon, lau pohon itu menghampiri. Ketika Rasulullah Saw bersama Abu Bakar dan Umar berjalan di lereng gunung, terjadi gempa kecil, beliau berbicara kepada gunung, " wahai gunung, diamlah, diatasmu ada utusan Allah dan dua manusiqa utama." Gempa itu pun berhenti. Pada waktu rasulullah Saw hijrah ke Madinah, untuk menentukan lokasi Masjid Nabawi, beliau memnyerahkan kepada untanya yang bernama Qaswah, " ikuti saja untaku, dimana dia berhenti dan mendekam, disana mesjid harus dibangun, karena untaku dibimbing Allah ".


Bebicara dengan pohon, tanaman, binatang, dan gunung batu dilakukan oleh nabi Muhammad Saw. Selama ini bicara dengan semut, burung, dan angin dianggap monopoli mukjizat nabi Sulaiman a.s.. yang tidak mungkin dicapai manusia lain. Rasnya pembatasan itu tidak mutlak dan bisa dikonggarkan ( ayat-ayat Al Quran dan hadits harus menjadi inspirasi bagi hidup manusia sekarang). Peristiwa-peristiwa aneh

yang disebut mukjizat para Nabi itu dulu berfungsi meyakinkan umatnya yang kafir, tetapi bagi umat yang sudah beriman hari ini, peristiwa-peristiwa ganjil itu harus beralih fungsi menjadi isyarat untuk diteliti lebih lanjut.

Dr. Zakir Abdul Karim, seorang ilmuan India, ketika berceramah di Pusat Riset King Fahd hospital di Jeddah menyebutkan tentang penemuan sains modern bahwa semua tumbuhan bisa meraskan sakit. Tumbuh-tumbuhan bisa merasa bahagia, sedih, dan bisa menjerit kesakitan. Masya Allah.


Telinga manusia tidak bisa mendengarnya karena frekuensi jeritan yang berbeda. Suatu percobaan di laboratorium menghubungkan tanaman dengan elektroda, untuk meneliti apakah tumbuh-tumbuhan yang dicincang bisa mengenali orang yang mencincangnya. Lonjakan grafik terjadi di monitor ketika orang yang mencincangnya masuk ke ruangan. Ini membuktikan tentang hal itu. Konon, tanaman yang dirawat dengan kasih sayang sambil diajak bercakap-cakap, bisa tumbuh lebih sehat dan subur.


Maka dari itu, dari tulisan ini kita bisa mengambil pelajaran yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita bahwa sekecil apapun makhluk hidup tetap kita harus menghargainya, atau kalo bisa kita harus menyayanginya karena pohon, binatang atau benda-benda mati lainnya adalah makhluk Allah juga yang harus kita jaga, jangan sampai kita mengeksploitasi seenaknya sampai makhluk tersebut punah.

Comments

Popular posts from this blog

Unta Masuk Lubang Jarum

Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al A'raaf ayat 40 yang artinya : " Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan dan sombong kepada ayat-ayat Kami, tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta bisa masuk lubang jarum, dan begitulah balasan untuk orang yang terkutuk ". Kitab tafsir menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung ajaran keimanan dan akhlaq. Orang kafir dan sombong tidak mungkin masuk surga, sebagaimana mustahilnya unta masuk lubang jarum. Tetapi benarkah itu mustahil ? Karl Scharschild, pakar astrofisika menyatakan bahwa black hole ( lubang hitam ) merupakan suatu objek aneh di ruang angkasa yang dibungkus oleh sesuatu yang disebut event-horizon. Apapun yang masuk melintasi batas itu akan meluncur ke dalam, tidak akan bisa kembali. Menurut Timothy Ferrys, semakin mendekati dasarr  lubang, gravitasi akan semakin kuat menyedot, dahsyatnya bisa diumpamakan apabila kaki yang masuk duluan, kepala k...

Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia

Agama dan ilmu dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan ( ritual ), cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan objektif. Kendati agama dan ilmu berbeda, keduanya memiliki persamaannya, yakni bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia. Agama adalah pedoman manusia untuk hidup di dunia dengan baik dan benar, agar hidup manusia tertib dan punya tujuan, itulah fungsi agama sebagai dasar manusia bertingkah laku, karena di dalam agama terdapat banyak sekali ilmu, jadi antara agama dan ilmu tidak bisa dipisahkan, karena kita memahami agama dengan ilmu, dan ilmu ada karena agama. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan setelah mati, sedangkan ilmu memberi ketetenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia. Agama mendorong umatny...

Maglev di Madinah

Zaman dahulu, manusia menganggap langit seperti atap rumah. Sedangkan atap rumah harus memiliki tiang supaya tidak ambruk. Kitab tafsir klasik membahas bahwa keajaiban ciptaan Allah adalah langit tidak jatuh padahal tidak ditopang oleh tiang. Sekarang kita tahu bahwa langit itu bukan atap dan gaya gravitasi antara benda-benda langitlah yagn saling bekerja mempengaruhi jarak dan alur pergerakan antara mereka. Intinya adalah Al Quran memberi isyarat tentang tiang yang tidak terlihat. Tiang yang tidak tampak itu berfungsi menahan atau menyalurkan gaya. " Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap. " ( Q.S Faathir :41 ) Majalah Mawaddah terbitan Garuda Indonesia edisi November 2004 memuat artikel mengenai keanehan suatu daerah di Madinah yang dikenal dengan nama Mantheqa Baida . Letaknya dibalik gunung uhud tempat terjadinya perang sengit antara pasukan Rasulullah Saw dengan kaum kafir Quraisyi, kira-kira setengah jam peerjalanan dari Masjid Nabawi. ...